Ramai-ramai menyasar milenial, tak terkecuali di bidang wisata. Menteri
Pariwisata Arief Yahya bahkan menjadikan milenial sebagai promotor potensial
pariwisata Indonesia.
Alasannya sederhana, mereka mendominasi media
sosial. Berpegang pada peribahasa melihat satu kali lebih baik daripada
mendengar seribu kali, foto maupun video yang diunggah para generasi milenial
mampu membuat pelancong penasaran dan ingin datang langsung ke tempat.
"Milenial sebagai segmen yang penting karena 'size'
dan 'influencing power'-nya sangat besar," kata Menpar.
Menpar Arief menilai pasar milenial akan menjadi
pasar terbesar karena diproyeksikan jumlah wisatawan milenial mencapai 34
persen atau sekitar tujuh juta dari target 20 juta wisman yang akan diraih
tahun depan.
"Wisatawan milenial merupakan pasar masa depan
dan siapa yang akan merebutnya akan menjadi pemenang," ujarnya.
Pendiri MarkPlus Inc. Hermawan Kertajaya
mengelompokan empat kriteria milenial, yaitu pandai dalam teknologi informasi (digital
technology savvy), mampu mengadvokasi (advocators), berorientasi pada
pengalaman (experience oriented), dan pencari petualangan (adventure seekers).
Dalam praktiknya, empat kelompok wisatawan milenial
mempunyai keinginan berbeda satu sama lain. Kelompok digital atau digital/tech
savvy, misalnya. Mereka sangat mementingkan kecanggihan wadah digital, antara
lain wifi di objek yang dikunjungi harus kencang.
Sementara, kelompok experience oriented haus
akan sensasi akan pengalaman yang akan didapat di destinasi wisata. Sedangkan,
kelompok adventure seekers umumnya ingin menemukan keaslian atau
kearifan lokal yang ada di objek yang dikunjungi tersebut.
Terakhir, wisatawan milenial kelompok advocators dinilai
lebih suka mengunjungi destinasi-destinasi yang paling 'Instagramable',
kemudian berswafoto, dan membagikannya lewat Instagram agar diketahui milenial
lain karena mereka juga haus pengakuan.
"Dengan memamerkannya di media sosial, kaum
milenial ingin diakui bahwa mereka sudah pernah mengunjungi tempat itu dan
tanda bahwa mereka tidak ketinggalan zaman dan masuk kategori anak zaman
now," kata Hermawan.
0 comments:
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*rn*grafi, Psik*trop*ka,H*ck,J*di dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!