Gelar dalam Kerajaan,Kesultanan Aceh Darussalam
Aceh Review- Gelar dalam Kerajaan Kesultanan Aceh Darussalam. Kerajaan Aceh Darussalam merupakan kerajaan Islam setelah Samudra Pasai yang ada di Sumatera. Berdiri sejak abad ke-16 Masehi,
kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah ini mengalami
perkembangan pesat dalam bidang politik, ekonomi, keagamaan, dan kebudayaan.
Bahkan sampai mereka runtuh, peninggalan kebudayaannya masih ada dan
digunakan oleh masyarakat Aceh hingga kini yaitu pemberian gelar-gelar
kerajaan (kesultanan)
Berikut ini dalam Kerajaan (kesultanan Aceh Darussalam 1496-1903)
Teungku
(Tengku)
Teungku adalah gelar
keagamaan yang diberikan kepada santri, ataupun guru yang
memiliki pengetahuan mengenai kitab-kitab keagamaan. Gelar Teungku diberikan
baik kepada pria maupun wanita. Orang-orang yang memberikan pengajaran dasar mengaji
al-Qur’an juga sering diberi gelar Teungku. Termaksud juga orang-orang yang
sudah menunaikan Ibadah Haji.
Teuku
Teuku adalah sebuah gelar ningrat atau
kebangsawanan, khusus untuk kaum pria suku Aceh yang memiliki
kekuasaan memimpin wilayah nanggroe atau kenegrian. Gelar Teuku bersifat turun
menurun, seorang anak laki-laki diberi gelar Teuku, bilamana ayahnya juga
memiliki gelar Teuku. Seorang Teungku dapat pula berubah menjadi Teuku, apabila
jabatan keagamaannya dialihkan ke jabatan pemerintahan. Seringkali orang
Indonesia salah dalam menuliskannya, misalnya Teungku Umar, padahal seharusnya
Teuku Umar.
Pocut
Pocut adalah gelar untuk keturunan bangsawan
yang diperuntukkan bagi kaum wanita. Sama halnya dengan Teuku, gelar Pocut ini
bersifat turun temurun. Seorang anak perempuan diberi gelar Pocut apabila
ayahnya memiliki gelar Teuku.
Tuanku
Tuanku adalah gelar keagamaan yang diberikan kepada ulama yang menguasai ilmu keagamaan. Lazimnya di belakang gelar itu diikuti dengan surau tempat ia mengajar, seperti Tuanku di Bansa, Tuanku Kubu Sanang, atau Tuanku Imam Bonjol. Gelar tuanku sebagai pemimpin surau diresmikan dalam suatu upacara.
Tuanku adalah gelar keagamaan yang diberikan kepada ulama yang menguasai ilmu keagamaan. Lazimnya di belakang gelar itu diikuti dengan surau tempat ia mengajar, seperti Tuanku di Bansa, Tuanku Kubu Sanang, atau Tuanku Imam Bonjol. Gelar tuanku sebagai pemimpin surau diresmikan dalam suatu upacara.
Laksamana
Laksamana merupakan sebuah istilah dalam
Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu, yang artinya panglima
tertinggi di laut. Istilah ini bahkan masih digunakan hingga sekarang di
Militer. Laksamana merupakan jenjang kepangkatan tertinggi di TNI Angkatan
Laut, setara dengan Jenderal di TNI Angkatan Darat atau Marsekal di TNI
Angkatan Udara. Penyandang pangkat ini mengenakan tanda pangkat dengan bintang
empat di pundak.
Uleebalang
Uleebalang adalah gelar raja peninggalan
sistem monarki yang sempat digunakan di Aceh selama berabad-abad. Kini,
keturunan uleebalang diberi gelar Teuku untuk laki-laki dan Pocut untuk
perempuan.
Cut
Cut adalah salah satu gelar kebangsawanan di Aceh yang diperuntukkan untuk kaum perempuan. Gelar ini diturunkan sampai ke anak cucunya jika perempuan bangsawan tersebut menikah dengan laki-laki dari kalangan bangsawan juga, yang lazim disebut dengan “Teuku”.
Meurah
Meurah adalah gelar raja-raja di Aceh sebelum
datangnya agama Islam. Dalam bahasa Gayo disebut Marah, seperti Marah Silu
yang merupakan pendiri kerajaan Samudera Pasai.
Panglima Sagoe
Panglima Sagoe adalah gelar yang diberikan
kepada orang yang meneruskan pemerintahan jikalau raja meninggal sementara anak
raja masih kecil. Panglima Sagoe diikuti angka, karena gelar ini diurut dari
masa ke masa.
0 comments:
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*rn*grafi, Psik*trop*ka,H*ck,J*di dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!