Sunday, December 16, 2018

Review Baju Adat Aceh




Review Baju Adat Aceh 
Baju Adat Aceh! Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam dan budaya melimpah sudah tak asing lagi di mata dunia. Baik itu keberagaman bahasa, adat istiadat, serta kepercayaan di dalamnya.

Salah satu diantara sekian banyak kekayaan tersebut ada di provinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Provinsi yang dijuluki serambi mekah ini terletak di ujung barat pulau Sumatera.
Pengaruh budaya islam dalam keseharian masyarakat Aceh rasanya sudah tak bisa dilepaskan lagi. Mulai dari aturan, tarian tradisional, kesenian, hingga baju adatnya sekalipun. Gaya berpakaian mereka sejatinya ialah hasil akulturasi antara budaya Islam dan melayu. Baik itu untuk pakaian pria maupun wanita.
Baju adat Aceh yang biasa digunakan masyarakat sekitar dikenal dengan nama Linto Baro (pria) dan Daro Baro (wanita). Sekarang, pakaian ini banyak digunakan dalam acara-acara pernikahan
Baju adat Aceh untuk Pria
Pakaian adat Nanggroe Aceh Darussalam yang digunakan oleh pria disebut dengan Linto Baro. Pakaian adat aceh Linto Baro diperkirakan telah ada di Aceh sejak zaman kerajaan Perlak dan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Pada awalnya, Linto Baro lebih sering digunakan sebagai pakaian adat aceh untuk pria dewasa saat menghadiri upacara adat atau upacara pemerintahan. Linto Baro sendiri terdiri dari beberapa jenis pakaian yaitu Meukasah (baju atasan), Siluweu (celana panjang), Ijo Korong (kain sarung bermotif khas), Rencong (senjata khas tradisional Aceh), dan Meukeutop (penutup kepala).
1. Meukasah
 Meukasah merupakan baju tenun yang terbuat dari kain sutra. Biasanya, meukasah memiliki warna dasar hitam. Pemilihan warna dasar hitam ini bukan tanpa alasan. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, warna hitam merupakan lambang dari kebesaran.
Dalam meukasah dapat pula ditemukan aksen sulaman emas yang hampir sama dengan pakaian khas masyarakat China. Aksen sulaman emas ini biasanya terdapat di kerah meukasah. Adanya aksen sulaman ini disebut-sebut karena hasil akulturasi budaya melayu dengan budaya China. Dipercaya, masuknya lebudayaan Cina dibawa oleh para pedagang dan pelaut yang melewati daerah Aceh kala itu.
2. Sileuweu
Sileuweu merupakan bawahan yang digunakan untuk menutupi bagian bawah tubuh untuk laki-laki berupa celana panjang. Warna celana sileuweu biasanya juga berwarna gelap, senada dengan atasan meukasah. Celana siluweu  terbuat dari kain katun yang merupakan ciri khas pakaian adat aceh – Melayu.
Selain disebut sileuweu, celana khas baju adat Aceh ini juga memiliki nama sebutan lain yaitu Celana Cekak Musang. Aksesoris tambahan pada celana ialah sarung atau disebut juga ija lamgugap, ija krong, dan ija sangket. Kain sarung biasanya merupakan kain songket berbahan dasar sutra. Cara penggunaan sarung adalah dengan cara mengaikatkannya ke pinggang dengan panjang selutut atau kira-kira 10 cm di atas lutut.
3. Meukeutop atau Tutup Kepala
Tutup kepala atau kopyah semakin menegaskan kuatnya pengaruh budaya Islam di tanah Serambi Mekah. Kopiah atau biasa disebut meukeutop  merupakan penutup kepala berbentuk lonjong ke atas. Selain itu, meukeutop  dilengkapi lilitan tangkulok. Lilitan tersebut terbuat dari tenun kain sutra dengan hiasan bintang berbentuk persegi 8 berbahan emas atau kuningan.
4. Rencong
Setiap daerah atau adat lain tentunya memiliki senjata tradisional sebagai senjata khas daerah mereka. Tidak terkecuali di Aceh. Rasanaya tidak lengkap jika pakaian adat Aceh tidak disandingkan bersama senjata tradisional khas daerah. Rencong merupakan senjata khas Aceh yang diselipkan di bagian pinggang pria dengan memperlihatkan bagian gagang senjata.
Baju Adat Aceh untuk Wanita
Daro Baro merupakan sebutan untuk pakaian pengantin wanita di Aceh. Jika pakaian pengantin laki-laki cenderung berwarna gelap, maka sebaliknya pakaian adat Aceh untuk pengantin wanita cenderung memiliki warna lebih cerah.
Kesan Islami tetap kental dalam pakaian wanita. Pilihan warna yang biasanya digunakan untuk pakaian pengantin perempuan adalah merah, kuning, ungu atau hijau. Baju adat Aceh untuk pengantin perempuan terdiri dari baju kurung, celana cekak musang, penutup kepala dan juga perhiasan.
1. Baju Kurung
Baju kurung dipilih sebagai atasan baju adat aceh juga memiliki patokan kuat terhadap kaidahh-kaidah islami. Baju kurung didesain dengan ukuran lengan panjang serta cenderung longgar. Hal tersebut dimaksudkan agar baju mampu menutupi seluruh tubuh wanita dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh sang pemakai. Baju kurung merupakan bentuk akulturasi dari budaya Arab, Melayu dan Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari motif kerah baju kurung yang sama dengan motif pakaian China.
2. Celana Cekak Musang
Celana ini memang dapat digunakan oleh pria maupun wanita. Penggunaannya pun tidak beda jauh dengan cara penggunaan celana  cekak musang pada laki-laki. Celana cekak musang dilengkapi dengan sarung sepanjang lutut. Selain sebagai setelan pakaian pengantin, bawahan ini banyak digunakan saat penampilan tari saman.
3. Penutup Kepala
Sebagai hasil akulturasi budaya Arab dan Melayu, maka tidak heran jika pengantin wanita dituntut untuk sebisa mungkin untuk menutupi seluruh anggota tubuhnya. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pengantin perempuan biasanya menutup kepalanya menggunakan kerudung berhiaskan dengan patham dhoi. Patham dhoi merupakan hiasan yang terbuat dari bunga-bunga sungguhan dan masih segar.
4. Perhiasan
Selain bermahkota kerudung berhiaskan bunga-bunga segar, bagian tubuh lain pengantin wanita juga dihiasi berbagai macam perhiasan. Mulai dari patham dhoe (perhiasan pada dahi berbentuk mahkota terbuat dari emas 24 karat), kemudian ditambah 5 butir serkonia putih, di mana beratnya mencapai 160 gram. Lalu ada pula gleueng goki yaitu gelang kaki berbahan tembaga berlapiskan perak.
Semoga bermanfaat.

Previous Post
Next Post

"Lahir di Lhokseumawe, lulus dari Jurusan Teknik Informatika dengan gelar Bachelor of Science (BSc or BS)/Sarjana Komputer(S.Kom).Mencoba belajar menjadi seorang Blogger amatiran "..

Related Posts

0 comments:

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*rn*grafi, Psik*trop*ka,H*ck,J*di dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!