Monday, January 7, 2019

Contoh Makalah Manajemen Kamar Operasi


MAKALAH MANAJEMEN KAMAR OPERASI
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Dalam fenomena manajemen dunia perumah sakitan saat sekarang ini telah menumbuhkan polemik baru dari segi filosofis yaitu apakah Rumah Sakit di kelola secara bisnis dalam arti suati instansi yaitu profit marking.Meskipun demikian dalam perkembangan dewasa ini Rumah Sakit tidak mungkin di kelola secara sosial.
Dalam keadaan sekarang,seluruh Rumah Sakit swasta menghadapi realita kehidupan yang makin matrelialistis.Rumah Sakit harus membayar teknologi kedokteran,listrik,air,dapur dan bahkan imbalan jasa dokter dan paramedis dengan mengikuti harga pasar.Dalam keadaan inilah keperluan manajemen dalam mengelola Rumah Sakit adalah mutlak. satu manajemen dalam Rumah Sakit adalah Manajemen Kamar Operasi.
 Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah operasi yangkomplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu 1. Prior Surgery, 2. During Surgery dan 3. After Surgery.Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasiuntuk kasus kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada periode During Surgery tentu saja berada diKamar Operasi. Sedangkan kegiatan pada periode After Surgery, pasien yang telah selesai dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2 jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri,jika pasien dalam keadaan baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan operasi dengan system one day caremaka akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 2 sebelum pasien ini pulang ke rumah.

B.Rumusan Masalah
A.    Apa yang di maksud dengan Manajemen?
B.     Seberapa besar peran Manajemen dalam dunia kesehatan?
C.     Apa saja manajemen yang ada di Rumah Sakit?
D.    Bagaimana penerapan manajemen dalam kamar operasi?
  C.Tujuan
A.    Mengetahui apa yang di maksud dengan Manajemen..
B.     Untuk mengetahui manajemen apa saja yang ada di Rumah sakit.
C.     Mengetahui peran manajemen dalam suatu Rumah Sakit.
D.    Agar mahasiswa mengetahui apa saja manajemen dalam kamar operasi.
E.     Agar mahasisw mampu menerapkan fungsi manajemen dalam bekerja nanti.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
Masalah manajemen pada Rumah Sakit akhir-akhir ini banyak di sorot.Tidak saja atas keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit,baik dari segi mutu,kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman yang memang sudahmendesak ke arah perbaikan-perbaikan.Setidaknya ada beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit.
Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.
Manajemen sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses kolektivitas manusia sebagai ilmu dan sebagai seni.
               B. Ruang Lingkup Manajemen
Beberapa manajemen yang ada di Rumah Sakit adalah :
·         Ø  Manajemen Administrasi
·         Ø  Manajemen Pelayanan
·         Ø  Manajemen Kamar Operasi
·         Ø  Manajemen SDM
C. Manajemen Kamar Operasi
1.Pengertian Manajemen Kamar Operasi
                Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan.

    Manajemen kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu seorang dokter bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara bersama-sama melakukan perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.

2.Bagian Kamar Operasi
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.
 a. Area bebas terbatas (unrestricted area)
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi.                
b. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus  kamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
                   c. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi, masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.

3. Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi
Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit       disarankan mempunyai pengelompokan sabagai berikut:                                                          
Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.


Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi, dan rehabilitasi medik.

 Zona Privasi
Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.

Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya ruang cuci, dapur,bengkel, dan CSSD.

Pelayanan, tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi yang berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan reanimasi serta perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain berdekatan dengan ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan C dimana UGD belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini (IBS) harusberdekatan dengan UGD.Rumah sakit menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun tenaga medis yang beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan keamanan ini dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar operasi dan membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual, termal dan audio. Sedangkan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan mendesain ruangan agar bersuasana yang tidak membuat bosan. Contohnya dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter dokter sebelum atau sesudah melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis, view natural atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi streril misalnya.


Persyaratan fisik kamar operasi meliputi:
              1. Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.       Mudah dicapai oleh pasien
b.      Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan non-steril
c.       Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d.      Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
e.       Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan non-steril, untuk
b.      pengaturan penggunaan baju khusus
a.       Letaknya dekat dengan UGD


2. Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:
a. kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi
dengan fasilitas induksi anestesi
b. Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi
c. Kamar pulih (recovery room)
d. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
e. Ruang/ tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi
f. Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
g. Ruang istirahat untuk staf yang jaga
h. Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga terhindar dari area kotor setelah ganti dengan pakaian
operasi. Ruang perawat hendaknya terletak pada lokasi yang dapat mengamati
pergerakan pasien.
i. Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan elektif dan tindakan
cito
j. Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan paramedik; pintu masuk
pasien operasi; dan alur perawatan
k. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas operasi
l. Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
􀂃 Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien
􀂃 Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan
ruangan semi steril
􀂃 Daerah steril, daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus sudah
berpakaian khusus dan masker
􀂃 Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
􀂃 Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang
tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung
m. Syarat kamar operasi:
􀂃 Pintu kamar operasi harus selalu tertutup.
􀂃 Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun pintu
􀂃 Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
􀂃 Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang
􀂃 Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca
􀂃 Ukuran kamar operasi minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3 m
􀂃 Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
􀂃 Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung
􀂃 Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah
􀂃 Cat /dinding berwarna terang
􀂃 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan
berwarna terang, ditutup dengan vinyl atau keramik.
􀂃 Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu
operasi dan ketinggian pemasangan
􀂃 Pencahayaan 300-500 lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
􀂃 Ventilasi kamar terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui filter.
Ventilasi menggunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan
dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total
pressure.
􀂃 Suhu kamar idealnya 20-26º C dan harus stabil
􀂃 Kelembaban ruangan 50-60%
􀂃 Arah udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
􀂃 Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara
􀂃 Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian alat steril
cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ ditutup
􀂃 Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
􀂃 Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah
lantai
􀂃 Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
 4.Gambar Kamar Operasi

Lay Out Kamar Operasi
Rumah sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan memberikan anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik lain yang menimbulkan rasa takut, rasa cemas dan rasa nyeri, melakukan resusitasi jantung, paru dan otak, melakukan tindakan penunjang hidup pasien gawat karena trauma atau penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan gangguan keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme, serta melakukan penatalaksanaan nyeri kronis.Rumah sakit menyediakan lingkungan yang nyaman untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20º C dan maksimal 26º C .Fasilitas untuk induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat memberikan pelayanan yang aman.

 a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang sesuai,
dan perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat
diperoleh sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik.

Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan reaminasi:

a. Kamar persiapan anestesia
b. Fasilitas di kamar bedah
c. Kamar pulih sadar
d. Ruang perawatan/ terapi intensif (ICU)
e. Kantor administrasi
f. Kamar obat dan alat
  
5. Intervensi Klien Intra Operatif

   A.Tim Pembedahan Dalam Kamar Operasi
Tim pembedahan meliputi:
·         Ø  Ahli Bedah
·         Tim pembedahan di pimpin oleh ahli bedah senior.
·         Ø  Asisten pembedahan 1 orang atau lebih
·         Asisten bius dokter,residen atau perawat di bawah petunjuk aahli bedah.Asisten memegang retraco dan suction untuk melihat letak operasi.
·         Ø  Anaesthesologis atau perawat anasthesi.
·         Perawat anastesi emberikan obat-obat anastesi dan obat-obat lain untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
·         Ø  Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedaahan.Tugasnya adalah:
·                                    Set up ruangan operasi.
·                                    Menjaga kebutuhan alat
·                                    Check up keamanan dan fungsi peralatan sebelum pembedahan.
·                                    Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping
·                  Memenuhi kebutuhan klien,memberi dukungan mental dan orientasi klien.
·                  Selama Pembedahan:
-          Mengkoordinasikan aktivitas
-          Mengimplementasikan NCP
-          Membantu anastesi
-          Mendokumentasikan secara lengkap drain,keteter dll.
·         Ø  Nurse Scrub
Bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan instrumen,kepada ahli bedah/asisten.Pengetahuan anatomi  fisiologis dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang di butuhkan.

B.Penyiapan Kamar Dan Tim Pembedahan

 Keamanan klien di atur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi.2 faktor penting yang berhubungan dengan kamar pembedahan adalah Lay out kamar operasi dan pencegahan infeksi.


C.Anasthesia

Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara kartial dan total, dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran. Tujuannya yaitu memblok transmisi impuls saraf, menekan refleks, meningkatkan reaksi otot. Pemeliharan anasthesia oleh anasthesiology berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan faktor klien.

1.      Anasthesia umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.
Misalnya: bedah kepala, leher, klien yang tidak kooperatif
Stadium anasthesia
-          Stadium 1 : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap
-          Stadium 2 : Excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernapasan yang irregulair dan pergerakan anggota badan tidak teratur.
-          Stadium 3 : Anasthesia pembedahan
Ditandai dengan reaksi rahang, respirasi teratur penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.
-          Stadium 4 : Bahaya
Apnoe, cardiapulmonarry arrest dan kematian


2. Anasthesia Local atau Regional

Anasthesia local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan dari lokasi khusus luas anasthesia tergantung letak aplikasi, volume total anasthesi, konsentrasi, kemampuan penetrasi obat.


D. Pengkajian
Diruang penerimaan perawat sirkulasi :
-          Memvalidasi identitas klien
-          Memvalidasi inform consent

Chart review :
-          Memberika informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan aktual dan potensial selama pembedahan.
-          Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
-          Perawat menanyakan :
·         Riwayat alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi darah.
·         Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
·         Check pengobatan sbelumnya : terapi, anticoagulasi
·         Check adanya gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, wigs dan dilepas kateterisasi.
  
E. Diagnosa Keperawatan

Resiko infeksi dengan faktor resiko : prosedur invasif : pembedahan, infus, DC. NOC : kontrol infeksi
Selama dilakukan tindakan operasi tidak terjadi transmisi agent infeksi.


7. Intervensi Klien Post Operasi

1. Pengkajian
Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat merivew catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan emosi, sebelum pembedahan dan alergi.
Pemeriksaan fisik dan manifestasi klinik meliputi:

ü  Sistem Pernapasan
ü  Sistem Cardiovasculer
ü  Sistem keseimbangan cairan dan elektrolit
ü  Sistem persyarafan
ü  Sistem perkemihan
ü  Sistem Gastrointestinal
ü  Sistem integumen
ü  Drain dan balutan
ü  Pengkajian nyeri
ü  Pemeriksaan Laboratorium


2.Diagnosa Keperawatan
Ø  Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa anasthesia,Imobilisasi,Nyeri.
Ø  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan,drain dan drainage.
Ø  Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama pembedahan.
Ø  Resiko injury berhubungan dengan efek anasthesi,sedasi,analgesi.
Ø  Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi.
Ø  Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi.
 8. Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1.     Cara pembersihan rutin/harian
2.     Cara pembersihan mingguan
3.     Cara pembersihan sewaktu.
9.Penanganan Limbah
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1.              Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan  yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2.              Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
3.              Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah sakit.
4.              Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor serta diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.

BAB III

PENUTUP


Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.

Penerapan manajemen dalam Rumah Sakit salah satunya adalah manajemen kamar operasi.Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan.

Oleh karena itu sangat penting dalam suatu pelayanan kesehatan  menerapkan manajemen untuk dapat melakukan perencanaan.pengorganisasian,fungsi kontrol dan pelaksanaan sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. 
  
DAFTAR PUSTAKA


Neuvert ,1999, Data Arsitek Jilid 2 Edisi 2, PT Erlangga

Olds dan Daniel, 1987,Child Healt Care Facilities, association for   the Care of children’s Health

Planning an ENT hospital - Architecture - Express Healthcare Management.htm, 2003

Dirjen Yanmed 2008, Pedoman Pelayanan dan Penyelenggaraan Rumah Sakit, Depkes RI

Previous Post
Next Post

"Lahir di Lhokseumawe, lulus dari Jurusan Teknik Informatika dengan gelar Bachelor of Science (BSc or BS)/Sarjana Komputer(S.Kom).Mencoba belajar menjadi seorang Blogger amatiran "..

Related Posts

0 comments:

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*rn*grafi, Psik*trop*ka,H*ck,J*di dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!