MAKALAH MANAJEMEN KAMAR
OPERASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dalam
fenomena manajemen dunia perumah sakitan saat sekarang ini telah menumbuhkan
polemik baru dari segi filosofis yaitu apakah Rumah Sakit di kelola secara
bisnis dalam arti suati instansi yaitu profit marking.Meskipun
demikian dalam perkembangan dewasa ini Rumah Sakit tidak mungkin di kelola
secara sosial.
Dalam
keadaan sekarang,seluruh Rumah Sakit swasta menghadapi realita kehidupan yang
makin matrelialistis.Rumah Sakit harus membayar teknologi
kedokteran,listrik,air,dapur dan bahkan imbalan jasa dokter dan paramedis
dengan mengikuti harga pasar.Dalam keadaan inilah keperluan manajemen dalam
mengelola Rumah Sakit adalah mutlak. satu manajemen dalam Rumah Sakit adalah
Manajemen Kamar Operasi.
Kamar
Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk
sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan
untuk pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan
operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah operasi yangkomplek akan terbagi
menjadi 3 periode yaitu 1. Prior Surgery, 2. During
Surgery dan 3. After Surgery.Kegiatan pada periode prior
surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan
operasiuntuk kasus kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada
periode During Surgery tentu saja berada diKamar Operasi. Sedangkan kegiatan
pada periode After Surgery, pasien yang telah selesai dilakukan
tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2
jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya
tergantung dari kondisi pasien itu sendiri,jika pasien dalam keadaan baik maka
akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan
perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang dilakukan
tindakan operasi dengan system one day caremaka akan dipindahkan ke
ruang pemulihan tahap 2 sebelum pasien ini pulang ke rumah.
B.Rumusan Masalah
A. Apa yang di maksud dengan Manajemen?
B. Seberapa besar peran Manajemen dalam dunia kesehatan?
C. Apa saja manajemen yang ada di Rumah Sakit?
D. Bagaimana penerapan manajemen dalam kamar operasi?
C.Tujuan
A. Mengetahui apa yang di maksud dengan Manajemen..
B. Untuk mengetahui manajemen apa saja yang ada di Rumah
sakit.
C. Mengetahui peran manajemen dalam suatu Rumah Sakit.
D. Agar mahasiswa mengetahui apa saja manajemen dalam kamar
operasi.
E. Agar mahasisw mampu menerapkan fungsi manajemen dalam
bekerja nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Masalah
manajemen pada Rumah Sakit akhir-akhir ini banyak di sorot.Tidak saja atas
keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit,baik dari
segi mutu,kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman yang memang sudahmendesak
ke arah perbaikan-perbaikan.Setidaknya ada beberapa alasan untuk meningkatkan
kemampuan manajemen Rumah Sakit.
Manajemen
adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses
pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa
terselesaikan secara efektif dan efisien.
Manajemen
sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di
pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses
kolektivitas manusia sebagai ilmu dan sebagai seni.
B.
Ruang Lingkup Manajemen
Beberapa manajemen yang
ada di Rumah Sakit adalah :
·
Ø Manajemen Administrasi
·
Ø Manajemen Pelayanan
·
Ø Manajemen Kamar Operasi
·
Ø Manajemen SDM
C. Manajemen Kamar Operasi
1.Pengertian
Manajemen Kamar Operasi
Manajemen
Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja beberapa orang atau
merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit
berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana
didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan
pembedahan.
Manajemen
kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu seorang dokter
bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara bersama-sama
melakukan perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian sehingga tercapai suatu
tujuan yang mulia.
2.Bagian
Kamar Operasi
Secara
umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.
a. Area
bebas terbatas (unrestricted area)
Pada
area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar
operasi.
b. Area
semi ketat (semi restricted area)
Pada
area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang
terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
c. Area
ketat/terbatas (restricted area).
Pada
area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan
melaksanakan prosedur aseptic.
Pada
area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu :
topi, masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.
3.
Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi
Rumah sakit dirancang
dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah
sakit disarankan mempunyai
pengelompokan sabagai
berikut:
Zona
Publik
Area yang mempunyai
akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit gawat darurat,
poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
Zona Semi Publik
Area yang menerima beban
kerja dari zona publik tetapi tidak langsung berhubungan dengan lingkungan
luar, misalnya laboratorium, radiologi, dan rehabilitasi medik.
Zona Privasi
Area yang menyediakan
dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung operasi,kamar
bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
Zona Pelayanan
Area yang menyediakan
dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya ruang cuci, dapur,bengkel,
dan CSSD.
Pelayanan,
tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi yang
berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan reanimasi
serta perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain berdekatan
dengan ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan C dimana
UGD belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini
(IBS) harusberdekatan dengan UGD.Rumah sakit menyediakan lingkungan yang aman
dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun tenaga medis yang
beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan keamanan ini dapat di capai dari dua
hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang dimaksud dengan kenyamanan
fisik dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar operasi dan
membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual, termal dan audio.
Sedangkan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan sesuai
dengan kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan mendesain ruangan agar bersuasana
yang tidak membuat bosan. Contohnya dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter
dokter sebelum atau sesudah melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di
lengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis, view natural atau artifisial,
internet connection, bed dan pantry semi streril misalnya.
Persyaratan fisik kamar
operasi meliputi:
1.
Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mudah dicapai oleh pasien
b. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan
daerah steril dan non-steril
c. Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d. Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang
siur
e. Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah
steril dan non-steril, untuk
b. pengaturan penggunaan baju khusus
a. Letaknya dekat dengan UGD
2.
Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:
a. kamar yang tenang
untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi
dengan fasilitas induksi
anestesi
b. Kamar operasi yang
langsung berhubungan dengan kamar induksi
c. Kamar pulih (recovery
room)
d. Ruang yang cukup
untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
e. Ruang/ tempat
pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi
f. Ruang ganti pakaian
pria dan wanita terpisah
g. Ruang istirahat untuk
staf yang jaga
h. Ruang operasi
hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga
terhindar dari area kotor setelah ganti dengan pakaian
operasi. Ruang perawat
hendaknya terletak pada lokasi yang dapat mengamati
pergerakan pasien.
i. Dalam ruang operasi
diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan elektif dan tindakan
cito
j. Alur terdiri dari
pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan paramedik; pintu masuk
pasien operasi; dan alur
perawatan
k. Harus
disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas
operasi
l. Disarankan terdapat
pembatasan yang jelas antara:
Daerah bebas, area
lalu lintas dari luar termasuk pasien
Daerah semi
steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan
ruangan semi steril
Daerah steril,
daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus sudah
berpakaian khusus dan
masker
Setiap 2 kamar
operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
Harus disediakan
pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang
tidak terlihat oleh
pasien dan pengunjung
m. Syarat kamar operasi:
Pintu kamar
operasi harus selalu tertutup.
Lebar pintu
minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun pintu
Pintu keluar masuk
harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
Sepertiga bagian
pintu harus dari kaca tembus pandang
Paling sedikit
salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca
Ukuran kamar
operasi minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3 m
Dinding, lantai
dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
Pertemuan lantai,
dinding dan langit-langit dengan lengkung
Plafon harus
rapat, kuat dan tidak bercelah
Cat /dinding
berwarna terang
Lantai terbuat
dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan
berwarna terang, ditutup
dengan vinyl atau keramik.
Tersedia lampu
operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu
operasi dan ketinggian
pemasangan
Pencahayaan
300-500 lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
Ventilasi kamar
terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui filter.
Ventilasi menggunakan AC
sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan
dilengkapi saringan.
Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total
pressure.
Suhu kamar
idealnya 20-26º C dan harus stabil
Kelembaban ruangan
50-60%
Arah udara bersih yang
masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
Tidak dibenarkan
terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang
antara
Hubungan dengan
ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati,
hubungan ke ruang steril dari bagian alat steril
cukup dengan sebuah
loket yang dapat dibuka/ ditutup
Pemasangan gas
medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
Di bawah meja
operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah
lantai
Ada sistem
pembuangan gas anestesi yang aman
4.Gambar Kamar Operasi
Lay
Out Kamar Operasi
Rumah
sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan memberikan
anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik lain yang
menimbulkan rasa takut, rasa cemas dan rasa nyeri, melakukan resusitasi
jantung, paru dan otak, melakukan tindakan penunjang hidup pasien gawat karena
trauma atau penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan gangguan
keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme, serta melakukan
penatalaksanaan nyeri kronis.Rumah sakit menyediakan lingkungan yang nyaman
untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20º C dan maksimal 26º C .Fasilitas
untuk induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat memberikan
pelayanan yang aman.
a. Ruangan
dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang sesuai,
dan perlengkapan standar
resusitasi
b. Adanya peralatan
elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik
darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat
diperoleh sewaktu-waktu
terjadi kegagalan listrik.
Sarana fisik minimal
yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan reaminasi:
a. Kamar persiapan
anestesia
b. Fasilitas di kamar
bedah
c. Kamar pulih sadar
d. Ruang perawatan/
terapi intensif (ICU)
e. Kantor administrasi
f. Kamar obat dan alat
5. Intervensi Klien
Intra Operatif
A.Tim
Pembedahan Dalam Kamar Operasi
Tim
pembedahan meliputi:
·
Ø Ahli Bedah
·
Tim pembedahan di pimpin
oleh ahli bedah senior.
·
Ø Asisten
pembedahan 1 orang atau lebih
·
Asisten bius dokter,residen
atau perawat di bawah petunjuk aahli bedah.Asisten memegang retraco dan suction
untuk melihat letak operasi.
·
Ø Anaesthesologis atau perawat anasthesi.
·
Perawat anastesi
emberikan obat-obat anastesi dan obat-obat lain untuk mempertahankan status
fisik klien selama pembedahan.
·
Ø Circulating Nurse
Peran vital sebelum,
selama dan sesudah pembedaahan.Tugasnya adalah:
·
Set up ruangan operasi.
·
Menjaga kebutuhan alat
·
Check up keamanan dan
fungsi peralatan sebelum pembedahan.
·
Posisi klien dan
kebersihan daerah operasi sebelum drapping
· Memenuhi kebutuhan klien,memberi dukungan mental dan
orientasi klien.
· Selama Pembedahan:
- Mengkoordinasikan aktivitas
- Mengimplementasikan NCP
- Membantu anastesi
- Mendokumentasikan secara lengkap drain,keteter dll.
·
Ø Nurse Scrub
Bertanggung jawab
menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan instrumen,kepada ahli
bedah/asisten.Pengetahuan anatomi fisiologis dan prosedur pembedahan
memudahkan antisipasi instrumen apa yang di butuhkan.
B.Penyiapan Kamar Dan
Tim Pembedahan
Keamanan
klien di atur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi.2 faktor
penting yang berhubungan dengan kamar pembedahan adalah Lay out kamar operasi
dan pencegahan infeksi.
C.Anasthesia
Anasthesia
menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara kartial dan total, dengan atau tanpa
disertai kehilangan kesadaran. Tujuannya yaitu memblok transmisi impuls saraf,
menekan refleks, meningkatkan reaksi otot. Pemeliharan anasthesia oleh
anasthesiology berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan faktor klien.
1. Anasthesia umum
Adalah keadaan
kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.
Misalnya: bedah kepala,
leher, klien yang tidak kooperatif
Stadium anasthesia
- Stadium
1 : Relaksasi
Mulai klien sadar dan
kehilangan kesadaran secara bertahap
- Stadium
2 : Excitement
Mulai kehilangan
kesadaran secara total sampai dengan pernapasan yang irregulair dan pergerakan
anggota badan tidak teratur.
- Stadium
3 : Anasthesia pembedahan
Ditandai dengan reaksi
rahang, respirasi teratur penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.
- Stadium
4 : Bahaya
Apnoe, cardiapulmonarry
arrest dan kematian
2. Anasthesia Local atau
Regional
Anasthesia local atau
regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan dari lokasi
khusus luas anasthesia tergantung letak aplikasi, volume total anasthesi,
konsentrasi, kemampuan penetrasi obat.
D. Pengkajian
Diruang penerimaan perawat
sirkulasi :
- Memvalidasi identitas klien
- Memvalidasi inform consent
Chart review :
- Memberika
informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan aktual dan potensial
selama pembedahan.
- Mengkaji
dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
- Perawat
menanyakan :
· Riwayat
alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi darah.
· Check
riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
· Check
pengobatan sbelumnya : terapi, anticoagulasi
· Check
adanya gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, wigs dan dilepas kateterisasi.
E. Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi dengan
faktor resiko : prosedur invasif : pembedahan, infus, DC. NOC : kontrol infeksi
Selama dilakukan
tindakan operasi tidak terjadi transmisi agent infeksi.
7. Intervensi Klien Post
Operasi
1. Pengkajian
Setelah menerima laporan
dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat merivew catatan klien
yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan emosi, sebelum
pembedahan dan alergi.
Pemeriksaan fisik dan
manifestasi klinik meliputi:
ü Sistem
Pernapasan
ü Sistem Cardiovasculer
ü Sistem
keseimbangan cairan dan elektrolit
ü Sistem
persyarafan
ü Sistem
perkemihan
ü Sistem
Gastrointestinal
ü Sistem
integumen
ü Drain dan
balutan
ü Pengkajian
nyeri
ü Pemeriksaan
Laboratorium
2.Diagnosa Keperawatan
Ø Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa anasthesia,Imobilisasi,Nyeri.
Ø Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan,drain dan drainage.
Ø Nyeri
berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama pembedahan.
Ø Resiko
injury berhubungan dengan efek anasthesi,sedasi,analgesi.
Ø Kehilangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi.
Ø Ketidak
efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi.
8. Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharaan
kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat standar yang
ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk mencegah
infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.
Cara
pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1. Cara
pembersihan rutin/harian
2. Cara
pembersihan mingguan
3. Cara
pembersihan sewaktu.
9.Penanganan Limbah
Pembuangan
limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan
prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah
cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang
selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah
pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang selanjutnya
dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau
diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
3. Limbah
non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup serta
tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah
sakit.
4. Limbah
infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor serta
diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.
BAB
III
PENUTUP
Manajemen
adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses
pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa
terselesaikan secara efektif dan efisien.
Penerapan
manajemen dalam Rumah Sakit salah satunya adalah manajemen kamar
operasi.Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja
beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan
suatu rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat
terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk
melakukan tindakan pembedahan.
Oleh
karena itu sangat penting dalam suatu pelayanan kesehatan menerapkan
manajemen untuk dapat melakukan perencanaan.pengorganisasian,fungsi kontrol dan
pelaksanaan sehingga tercapai tujuan yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Neuvert ,1999, Data
Arsitek Jilid 2 Edisi 2, PT Erlangga
Olds dan Daniel,
1987,Child Healt Care Facilities, association for the Care of
children’s Health
Planning an ENT hospital
- Architecture - Express Healthcare Management.htm, 2003
Dirjen Yanmed 2008, Pedoman
Pelayanan dan Penyelenggaraan Rumah Sakit, Depkes RI
0 comments:
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*rn*grafi, Psik*trop*ka,H*ck,J*di dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!